Rabu, 14 April 2010

Merangsang Fungsi Otak Anak

Selama ini, orang tua hanya memperhatikan perkembangan otak kiri anak. Mereka bangga jika anak pandai berhitung. Tapi, tahu nggak…otak kanan juga perlu mendapat perhatian.

Otak kanan adalah bagian otak yang berkenaan dengan kreativitas, imajinasi yang hidup, orisinalitas, daya cipta dan bakat artistik. Di dunia yang semakin mengarah pada industri kreatif seperti sekarang ini, sungguh disayangkan jika orang tua masih melulu mengurusi kepandaian anak dalam berhitung atau ilmu eksak saja.

Sudah saatnya kita menyeimbangkan fungsi kedua belah otak anak agar kesuksesan dapat dengan mudah diraih anak nantinya.

Ada berbagai cara dalam melatih otak kanan anak. Berikut ini di antaranya:

1. Hiasi rumah dengan foto, lukisan atau gambar-gambar yang berwarna-warni. Hal ini dapat memicu anak untuk belajar mengobservasi.

1. Tunjukkan anak beragam kartu dengan gambar dan warna menarik pada suatu waktu yang telah ditentukan, seperti di antara waktu bermain anak. Latihan ini dapat melatih anak mengenali beragam jenis warna.

1. Perkenalkan dan biasakan anak dengan kegiatan seni dan kerajinan tangan. Tidak perlu yang sulit, cukup dengan mengajak anak melukis dengan tangan, menghias buku dengan stiker, dan kegiatan sederhana lain.

1. Mendongenglah untuk mereka. Hal ini dapat menggugah imajinasi anak. Ajak mereka untuk melanjutkan cerita, menambahkan tokoh, atau bahkan mengubah alur cerita.

1. Ajak anak mengikuti irama lagu. Sambil bernyanyi, ajak anak untuk turut berlenggak-lenggok. Awalnya biarkan ia mengikuti gaya kamu, selanjutnya biarkan ia menciptakan gaya tersendiri. Bahkan, ada baiknya jika kamu mengikuti gerakannya.

Kalau boleh, saya mau cerita sedikit tentang anak perempuan saya. Umurnya sudah lima setengah tahun. Berbeda dengan adik laki-lakinya, dia sangaaaat cerewet. Dia pandai bercerita, imajinasinya luas sekali. Kadang, saya sampai takjub.

Bukan hanya itu, ia juga cukup kreatif. Seringkali HP saya tak lagi berada di dalam tas—di mana saya biasa menyimpannya. HP itu sudah digunakan oleh anak perempuan kecil bertubuh gempal itu untuk merekam sekelilingnya dan kemudian ia tonton sendiri.

Setelah saya ingat-ingat, ternyata saya—secara nggak sadar—telah melatih otak kanannya dengan cukup baik. Saya sering membacakan buku atau mendongeng, bahkan semenjak ia masih dalam kandungan. Saya belikan banyaaak sekali buku dengan warna-warna yang menarik.

Akhirnya, agar seimbang fungsi otaknya seimbang, saya pun mengajak dia belajar berhitung secara sederhana untuk merangsang otak kirinya.

Memang, idealnya, otak kanan dan kiri harus seimbang. Tapi, saya sudah dapat melihat bahwa anak perempuan saya itu memiliki kemampuan lebih baik dalam berimajinasi—meski kemampuannya berhitung juga tidak jelek.

Saya dan suami sudah bertekad untuk tidak memaksakan anak kami berprestasi secara akademis di sekolah. Kami justru akan semakin meningkatkan rangsangan terhadap otak kanannya—walau tetap memberikan juga stimulasi bagi otak kirinya.

*indonesi.com*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar