Minggu, 18 April 2010

Depresi

DEFINISI
Suatu keadaan umum dimana terjadinya pengurangan atau penurunan keadaan emosi dan mood dari suatu individu yang mengakibatkan gangguan di dalam aktivitasnya sehari-hari atau hilangnya fungsinya sebagai individu.

EPIDEMIOLOGI
Gangguan depresei adalah gangguan dengan kemungkinan diderita seumur hidup adalah kira-kira 15 persen, kemungkinan tertinggi terdapat pada wanita yang mencapai 25 persen. Angka kejadian gangguan depresi berat juga lebih tinggi daripada biasanya pada pasien perawatan primer yang mendekati 10 persen dan pada pasien medis rawat inap adalah 15 persen.
Menurut pengamatan terlepas dari budaya dan Negara, terdapat angka kejadian gangguan depresi berat yang dua kali lebih besar pada wanita dibandingkan laki-laki.
Pada umumnya usia awal mula untuk gangguan bipolar terentang dari usia anak-anak hingga 50 tahun. Rata-rata usia awal mula untuk depresi berat adalah berkisar antara 40 tahun.
Dari hal hubungan interpersonal, awal mula gangguan bipolar (depresi) terjadi pada pasangan yang memiliki hubungan yang erat, ataupun pasangan yang sudah bercerai atau hidup sendiri karena ditinggalkan oleh pasangannya.

ETIOLOGI
Dasar umum untuk gangguan depresif tidak diketahui. Faktor penyebab dapat dibagi menjadi faktor biologis, faktor keturunan dan faktor psikososial, ketiga faktor tersebut dapat berdiri sendiri-sendiri maupun saling terkait yang menjadi penyebab dari gangguan bipolar/depresi.

1. Faktor biologis

Telah dilaporkan berbagai kelainan di dalam metabolit amin biogenic seperti serotonin diduga telah berperan penting dalam hubungannya dengan depresi, hal ini diduga dari pemberian serotonin spesifik reuptake pada pengobatan pasien-pasien depresi . berbagai amin biogenic lainnya selain serotonin yang diduga berperan penting dalam patofisiologi depresi adal norepinefrin dan dopamin. Beberapa faktor neurokimia, walaupun dari hasil penelitian belum memuaskan pada saat ini , neurotransmitter GABA dan peptide neuro aktif diduga juga memiliki korelasi penyebab

2. Faktor keturunan

Dari hasil penelitian diduga secara kuat bahwa keturunan merupakan suatu faktor yang penting di dalam perkembangan mood seseorang. Tetapi pola penurunan keturunan belum menjadi jelas melalui mekanisme yang kompleks. Beberapa penelitian yang dilakukan adalah penelitian dalam keluarga , penelitian adopsi, penelitian anak kembar, dan penelitian yang berhubungan lainnya

3. Faktor Psikososial

Beberapa faktor psikososial yang berpengaruh adalah

* Faktor Kehidupan dan Stress dari lingkungan
* Faktor Kepribadian Pramorbid
* Faktor Psikoanalitik dan Psikodinamika
* Ketidakberdayaan yang dipelajari
* Teori kognitif

* GEJALA DAN TANDA (DIAGNOSTIK) *

Terdapat 5 (lima) atau lebih gejala yang ditemukan di bawah ini selama periode dua minggu yang sama dan mewakili perubahan dari fungsinya sebagai individu sebelumnya ( dari 5 gejala yang ada minimal ada salah satu gejala mood depresi atau hilangnya minat atau bahagia)

* Mood depresi hampir sepanjang hari, setiap hari ( merasa atau tampak sedih atau kosong) PS: pada anak-anak atau remaja dapat bermanifestasi sebagai mood yang mudah tersinggung.
* Hilangnya minat atau keseangan yang jelas pada semua aspek atau hampir semua aspek sepanjang hari hampir setiap hari.
* Penurunan berat badan yang bermakna, tetapi individu yang bersangkutan tidak melakukan diet atau olahraga yang rutin.
* Insomnia atau hipersomniat tiap harinya.
* Agitasi atau redartasi psikomotor (aktivitas atau gerakan motorik )
* Kelelahan atau hilangnya energi tiap hari
* Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak tepat.
* Hilangnya kemampuan untuk berpikir atau memutuskan sesuatu.
* Pikiran akan kematian yang berulang.
* Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi social, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.
* Gejala bukan efek psikologis langsung dari obat
* Gejala tidak lebih baik diterangkan oleh dukacita yaitu setelah kehilangan orang yang dicintai, gejala menetap lebih dari dua bulan atau diikuti oleh gangguan lainnya.

* PENATALAKSANAAN *

Pengobatan pasien dengan depresi harus tepat pada sasarannya, yakni keamanan dari pasien harus terjamin, pemeriksaan diagnostik yang lengkap harus dilakukan, yang ketiga adalah rencana pengobatan harus secara menyeluruh, bukan hanya mengatasi gejala tetapi juga mengatasi penyebab dari depresi itu sendiri.
Keputusan pertama yang harus dilakukan adalah, apakah pasien harus dirawat di rumah sakit atau dirawat jalan. Indikasi jelas untuk perawatan rumah sakit adalah keperluan diagnostik, adanya resiko bunuh diri atau menyakiti orang lain dan penurunan kemampuan pasien untuk bertahan hidup, seperti makan, mandi, atau mendapatkan tempat berlindung.

Sebagian besar menyatakan kombinasi dari psikoterapi dan psikofarmaka adalah yang paling efektif untuk gangguan depresi. Beberapa psikoterapi jangka pendek yang dapet diterapkan adalah, terapi Kognitif, terapi interpersonal, dan terapi perilaku. Dan dari segi obat-obatan dapat digunakan antidepressant yang telah terbukti efektif, penggunaan Fluoxetin, paroxetin dan sertaline harus digunakan dalam pengawasan minimal 2 – 6 minggu.

Sumber : klikdokter.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar