Jakarta, Penelitian membuktikan sebagian besar perempuan mengalami peningkatan makan sekitar 100-200 kalori beberapa hari sebelum menstruasi. Hanya sedikit saja perempuan yang nafsu makannya justru turun menjelang menstruasi.
Apa yang bikin nafsu makan sebagian besar perempuan gede menjelang menstruasi?
'Tersangkanya' siapa lagi kalau bukan hormon estrogen dan progesteron. Fluktuasi hormon yang drastis, timbulnya kram perut serta meningkatnya kadar metabolisme adalah para penyebab nafsu makan tinggi itu seperti dikutip dari Womenshealthinfo, Kamis (28/4/2011).
Peningkatan nafsu makan sebelum menstruasi membuat perempuan senang sekali mengemil. Biasanya hasrat nafsu makan ini spesifik untuk jenis makanan tertentu seperti makanan manis dan karbohidrat.
Tapi saat nafsu makan sedang gede itu para praktisi medis mengingatkan agar sebaiknya bijak dalam memilih jenis makanan, karena garam, gula, alkohol dan kafein bisa memperburuk gejala sindrom pra-menstruasi (PMS).
Peningkatan makan sekitar 100-200 kalori pada beberapa hari sebelum menstruasi disebabkan karena adanya perubahan kadar hormon estrogen dan juga progesteron.
Diketahui hormon estrogen yang bekerja menekan nafsu makan akan menurun jumlahnya, sedangkan hormon progesteron kadarnya akan meningkat yang membuat metabolisme menjadi lebih cepat sebesar 5-10 persen.
Tapi di sisi lain beberapa perempuan justru mengalami penurunan nafsu makan yang bahkan bisa membuat berat badannya menurun. Beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini seperti mengalami kram di perut sebelum dan awal menstruasi.
Kram dan nyeri perut yang dirasakan bisa mengganggu aktivitas dan juga mempengaruhi kebiasaan makannya menjadi menurun. Kondisi ini juga dipicu oleh adanya fluktuasi hormon yang turut berperan.
Selain itu gejala lain yang muncul adalah gangguan perut seperti diare atau sembelit. Kadar prostaglandin yang tinggi menyebabkan peningkatan kontraksi dan motilitas otot polos pada saluran pencernaan yang bisa menimbulkan gangguan pencernaan sehingga berdampak terhadap nafsu makannya.
Sumber : Vera Farah Bararah - detikHealth (detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar