JAKARTA, KOMPAS.com - Sejauh ini, belum diketahui pasti penyebab autisme. Salah satu konsep mengatakan gejala autisme timbul akibat racun-racun dari lingkungan atau logam berat yang tidak bisa dibersihkan karena anak memiliki kelemahan genetik.
Untuk mendeteksi kadar logam berat dalam tubuh si anak, tersedia analisa tes rambut untuk menghitung nutrisi dan kadar racun mineral. "Tingkat dari racun dan nutrisi mineral bisa dipakai untuk mendiagnosa kelainan perilaku pada anak-anak autis," kata Dr.Igor Tabrizian, pakar analisa rambut dari Australia dalam sebuah seminar mengenai autis beberapa waktu lalu di Jakarta.
Di dalam rambut, kuku dan gigi, mineral-mineral dalam bentuk kecil disimpan. Ini karena struktur rambut tidak berubah sehingga mineral yang tertanam dalam rambut dan kadarnya tidak berubah meski rambut memanjang. "Rambut manusia adalah rekaman sejarah yang bisa merefleksikan perubahan metabolisme," tambah Igor.
Pemeriksaan melalui tes darah dianggap kurang akurat karena logam berat akan hilang dalam beberapa jam dan dikeluarkan tubuh. Demikian juga halnya dengan tse urine karena hanya mencerminkan kadar logam berat yang dilepaskan oleh darah oleh ginjal untuk jangka pendek.
Analisa rambut dilakukan dengan mengumpulkan sampel rambut si anak. Dibutuhkan kira-kira 600 miligram rambut untuk mengetahui 17 logam berat beracun dan 23 elemen penting.
Menurut Igor, kunci keakuratan analisa rambut terletak pada kredibilitas laboratorium dan keahlian ahli medis dalam menginterpretasikan hasil analisa.
Untuk saat ini, analisa tes rambut belum dapat dilakukan di Indonesia. Para orangtua yang ingin melakukan analisa rambut perlu mengirimkan sampel rambut ke Amerika Serikat atau Australia dengan biaya relatif mahal, mencapai 125 dollar AS, belum termasuk ongkos kirim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar