Ini hanya sekilas cerita yang saya ingin ceritakan kepada pembaca. di mulai dari perjalanan saya menuju tempat menuntut ilmu manajemen informamatika. tepatnya hari senin tanggal 10 mei 2010 perjalanan yang menurut saya sedikit membosankan karena hanya duduk terdiam terhimpit halayak banyak di dalam bus bisa di bilang bus mini karena ukurannya tidak sebesar bus pariwisata dan tentunya menggunakan ac dan aroma yang khas di dalamnya.
Tempat favorit ketika menaiki bus tersebut adalah di belakang sopir setidaknya bisa sedikit merasa nyaman karena tidak berhimpitan sedikit egois memang tetapi keadaan yang kurang mendukung, di wilayah yang rawan akan kemacetan tempat duduk yang paling PEWE kalo bahasa gaulnya ya dekat dengan angin dan bisa bersandar kepala atau punggung perjalanan yang memakan waktu tidak sebentar sudah cukup untuk itu ketika hendak memejamkan mata karena pusing melihat keadaan bus yang seperti kaleng ikan saya melihat sesosok pria berumur kurang lebih sekitar 40-50an yang terlihat sedikit lusuh dengan mengenakan pakaian yang tidak layak pakai (menurut saya karena terdapat beberapa sobekkan kecil maupun lumayan besar di setiap baju maupun celana yang di kenakannya). sedikit rasa ingin tahu apa yang pria atau bapak itu lakukan dengan membawa karung beras plastik berwarna yang tak tampak lagi putih.
Kerajang yang terdapat di depanya di aduk sepertinya sedang mencari sesuatu tapi entah apa dan baru kali ini saya bersyukur keadaan yang padat merayap karena banyak orang berlalu lalang dari satu stand sayur ke stand lainnya alias pasar, saya memperhatikan apa yang bapak itu cari mungkin barangnya yang tidak sengaja tercampur kedalam keranjang bambu itu atau mungkin mencari yang belum saya ketahui. semakin terlewati bapak itu karene memang bus melaju sedikit demi sedikit barulah saya tersadar beserta kaget apa yang di cari oleh bapak itu, ternyata dari bongkahan keranjang bambu bapak itu mencari sayuran sisa dari para penggelar dagangan alangkah mirisnya melihat itu.
bus saya pun berlalu melewati bapak itu tak lama mata saya pun tertuju selembaran demi selembaran kertas besar yang di gelar oleh bapak yang berumur sekitar lebih tua dari bapak pemgambil sayur sisa tadi dengan tulisan "DAPAT MERAMAL MASA DEPAN ANDA BAIK JODOH< KARIR< KESEHATAN HANYA DENGAN MELIHAT TELAPAK TANGGAN ANDA" dan terdapat juga tarif yang tertera di bawah tulisan tersebut Rp. 5000,- tak terasa jidat saya mengkerut dan bertanya kecil "apa mungkin bisa meramal masa depan hanya dengan melihat telapak tangan? kenapa orang tidak berusaha dengan kemampuan dirinya sendiri? dan apa mungkin bapak itu mendapatkan pelanggan di tempat seperti ini?" dan masih banyak pertanyaan yang muter di otak saya.
Tak jauh dari bapak sang peramal masa depan terlihat bapak dengan pakaian yang di bilang lebih layak di bandingkan ke dua bapak tadi mungkin umurnya sekitar dengan ayah saya atau mungkin bisa lebih muda? well setidaknya bapak satu ini mengenakan pakaian yang enak di pandang dan membawa tas, beserta mengenakan sendal santai atau sepatu saya tidak memperhatikan begitu sedikit cepat karena sudah mulai keluar di area pasar. di perhatikan bapak itu rupanya menggu bus dengan jurusan ke arah senen atau pasar senin cukup berbahaya juga c karena bapak itu berusaha naik ketika keadaan bus tepatnya merto mini melaju hendak berbelok arah tepat di depan bus yang saya naiki dalam hati mudah-mudahan bapak itu tidak tergelincir karena are yang dekat pasar ada beberapa genangan air berwarna sedikit hitam entah itu ramuan yang tercampur antara hujan atau apalah.
Melewati masjid saya mendengar suara-suara al-quran yang sengaja di perdengarkan oleh pihak pengurus masjid yang bertujuan untuk memanggil serta mengigatkan untuk beramal menyisihkan sebagian hartanya untuk pembangunan masjid dengan cepat melepaskan penyumbat kuping dengan suara merdu penyanyi favorit saya dan mendengarkan ayat al-quran yang di bacakan membuat hati merasa tenang, penglihatan saya pun teralihkan ketika melihat sekumpulan anak-anak yang mungkin tuna wisma tertidur pulas menindih satu dengan yang lainnya di dalam pot bunga yang terdapat di area jalan raya untuk tempat menanam tanaman agar tampak lebih asri maupun indah tetapi sepertinya beralih fungsi menjadi tempat tidur beralas tanah berslimut dinginnya angin sepoi-sepoi aroma khan asap kendaraan yanng berlalu lalang.
Rupanya keadaan saya sekarang di tunjukkan benar oleh ALLAH SWT "hei.. kamu lihat hidup mu lebih beruntung di bandingkan apa yang sudah AKU perlihatkan kepada mu.. apa kamu masih tidak mensyukuri apa yang kamu telah miliki berupa makanan yang sudah tersedia di meja makan, pekerjaan yang sudah terjamin, fasilitas yang kamu miliki serta tempat berteduh walaupun hanya tempat yang berukuran kecil setidaknya kamu lebih beruntung di bandingkan mereka" tersontak saya pun bersyukur alhamdulillah karena mungkin ini teguran yang nyata karena saya selalu merasa tidak puas dengan keadaan yang memang lebih baik dari bapa-bapak dan adik-adik tadi.
Mungkin mengeluh bukan jalan terbaik dalam menjalani hidup yang memang tidak mudah tetapi berusaha, bekerja keras dan tawakal lah kunci utama serta kesabaran dan rasa bersyukur yang harus sering terlontar dari mulut umatNYA. setiap makhluk yang DIA ciptakan sudah ditentukan jalan hidup masing-masing dan tidak mungkin tertukar dengan makluk lainnya. saya sebisa mungkin tidak mengeluh dengan pekerjaan yang di berikan oleh dosen-dosen saya tetapi sesekali saya masih mengeluh karena mungkin ada dosen yang tidak sejalan dengan apa yang saya inginkan sebagai mahasiswi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar